Help/Support
Like
Contact
SMS/WA : 081393725615
HP : 081393725615

...

Mau Belanja via Facebook?

Silakan ke Facebook Admin

Induk ilmu Kejawen

Induk ilmu Kejawen

order Via Bukalapak
Wirid Hidayat Jati adalah kitab babon bagi para penganut Kêjawen. Kumpulan ajaran rahasia para wali di tanah Jawa yang pernah diwejangkan kepada santri-santri khusus pada abad ke-15 dan 16. Tercatat ada delapan wali yang membabarnya secara bersamaan pada masa-masa itu. Pada abad ke-16 Sunan Kalijaga merangkum seluruh ajarannya. Raden Ngabehi Ranggawarsita kemudian menuliskannya kembali pada pertengahan abad ke-19. Melalui beliaulah Wirid Hidayat Jati dikenal secara luas dan menjadi sumber rujukan hampir seluruh aliran Kêjawen.
Dari dulu ajaran ini sangat dirahasiakan, tidak disampaikan kepada sembarang orang dan di sembarang tempat. Kitab ini bukanlah pengganti guru. Demi menghormati para leluhur yang menguasainya, seyogianya bacalah kitab ini ketika Anda dalam keadaan suci. Simpanlah di tempat yang bersih. Dan jika Anda berkenan, carilah seorang guru atau mursyid yang mumpuni untuk memandu Anda menyelami ilmu dalam kitab ini.
Kitab Ini Membahas:
• Ilmu Makrifat Jawa
• Sadulur Papat Kalima Pancêr
• Sangkan Paraning Dumadi
• Manunggaling Kawula-Gusti
• Syahadat Sejati
• Makna Sejati Nur Muhammad
• Ilmu Kesempurnaan
• Ilmu Pangruwatan
• Perjalanan di Alam Kematian
• Tumimbal Lahir
• Maklumat Jati
• Maqam Kewalian
• Raja Demit dan Jin di Tanah Jawa
• Wirid dan Kidung Keselamatan
• Laku, Doa, dan Meditasi Kêjawen
• Upacara dan Selamatan Kêjawen.

Judul: Induk Ilmu Kejawen (Wirid Hidayat Jati)
Pengarang: Damar Shashangka
ISBN: 978-979-1701-14-3
Terbit: April 2014
Spek: SC | Bookpaper | 14 x 21 cm | 480 hlm.
.
Rp 75000   
Like

Add to Cart

ILMU JAWA KUNO

ILMU JAWA KUNO

Order Via Bukalapak
ILMU JAWA KUNO (Jalan untuk Bertemu Sang Guru Sejati)
Raden Werkodhara diperintah gurunya, Danghyang Drona, untuk mencari Banyu Mahapawitra, yaitu air suci sumber kehidupan alam semesta. Ia bertemu sepasang ular besar yang sejatinya adalah widyadhara dan widyadhari yang terkena kutuk dan harus tinggal di tempat tersembunyi: Sumur Si Dorangga. Banyu Mahapawitra tak ditemukan di sana, namun ia berhasil melukat dua ular tersebut sehingga kembali ke wujud asalnya. Raden Werkodhara diperintah lagi menuju sebuah tanah lapang yang wingit: Têgal Si Andhadawa. Ia bertemu raksasa mengerikan yang sejatinya adalah penjelmaan Sanghyang Indra. Banyu Mahapawitra pun tak ditemukan di sana, namun Sanghyang Indra berhasil dilukat olehnya.
Ketiga kalinya, Raden Werkodhara diperintah untuk terjun ke samudra agung, Lawaṇa Udadhi, tanpa bekal apa pun. Itu berarti, ia diperintah untuk mati. Karena keteguhannya, kengerian akan kematian tiada membuatnya gentar. Ia pun memasuki samudra liar yang penuh gejolak, badai, petir, dan guntur. Matilah Raden Werkodhara! Tubuhnya terombang-ambing, terhempas ke sana-kemari oleh gelombang. Namun, di dalam kematiannya, Sanghyang Acintya, Dia yang melampaui segala hal, Dia yang menjadi tiang kehidupan alam semesta, mendadak terbit di dalam diri sejatinya. Dialah Sang Guru Sejati! Dialah Sanghyang Nawaruci! Dan dengan kemunculan Sanghyang Nawaruci, bangkitlah Raden Werkodhara dari kematian.
Kitab ini merupakan mahakarya Mpu Siwamurti pada zaman Majapahit, sebuah pedoman bagi pribadi-pribadi di masa lalu untuk mencari Sang Guru Sejati. Pada masa Jawa Baru, rontal ini lantas diadaptasi menjadi Sêrat Dewa Ruci oleh Raden Ngabehi Yasadipura II, kakek Raden Ngabehi Ranggawarsita. Kitab warisan Nusantara yang sangat penting ini kini disuguhkan dalam teks asli, terjemahan, dan uraian atas simbol-simbol yang terkandung di dalamnya.
————————————————–
Judul: Ilmu Jawa Kuno: Sanghyang Tattwajnana Nirmala Nawaruci
Pengarang: Damar Shashangka
ISBN: 978-602-70105-5-0
Terbit: Januari 2015
Spek: HC | Bookpaper | 15,5 x 23,5 cm | 620 hlm.
Harga: Rp 175.000.
————————————————–
.
Rp 175000
Rp 148000   
Like

Add to Cart

SABDA PALON 5 : (TONGGAK BUMI JAWA)

SABDA PALON 5 : (TONGGAK BUMI JAWA)

Order Via Bukalapak
Keselamatan Dewi Amaravati beserta putri sulungnya, Dyah Hayu Ratna Pambayun, benar-benar terancam. Rombongannya dihadang segerombolan orang bercadar ketika hendak mengunjungi sebuah pesanggrahan di lereng Gunung Arjuna. Tetapi nasib baik masih menyertai mereka. Gerombolan terlatih itu tidak diketahui dari mana asalnya. Berdasarkan pengamatan Rakryan Patih Gagak Kêtawang, ada tiga tempat yang patut dicurigai sebagai asal mereka. Pertama Matahun, kedua Pandhan Salas, dan ketiga Majapahit sendiri. Bhre Kêrtabhumi pun mengirimkan pasangguhan-pasangguhan terpercaya demi mencari warta asal-usul gerombolan bercadar tersebut. Arya Patarka dan Arya Bacuk dikirim ke Matahun. Arya Sumangsang dan Arya Pêkik dikirim ke Pandhan Salas. Arya Bangah, Arya Gajah Para, Arya Sêgêr, berikut Raden Ayu Rara Antêng, dikirim ke Kapatihan Majapahit.
Di Tarub, Ki Gêdhe Tarub mengungkapkan rahasia jati diri Rara Nawangwulan, istrinya, kepada Rara Nawangsih, putrinya. Rara Nawangwulan yang dikenal sebagai bidadari Suralaya, yang turun ke bumi Tarub, tiada lain adalah sosok manusia biasa yang sudah digariskan menjadi perantara bagi bertumbuhnya para penguasa Jawa. Melalui perkawinan Rara Nawangsih dengan Raden Bondhan Kajawan para penguasa Jawa itu akan terlahirkan. Sudah diramalkan, Raden Bondhan Kajawan, putra Bhre Kêrtabhumi, adalah tonggak bumi Jawa sesudah kehancuran Majapahit!

Judul: Sabda Palon (Tonggak Bumi Jawa)
Pengarang: Damar Shashangka
ISBN: 978-602-72793-0-8
Terbit: September 2015
Spek: SC | Bookpaper | 13,5 x 20 cm | 451 hlm.
.
Rp 85000
Rp 72000   
Like

Add to Cart

SABDA PALON 4: PUDARNYA SURYA MAJAPAHIT

SABDA PALON 4: PUDARNYA SURYA MAJAPAHIT

Order Via Bukalapak
Pada tahun 1454 Masehi, seorang saudagar Tionghoa mempersembahkan putrinya nan jelita, Siu Ban Ci, kepada Bhre Kêrtabumi, putra mahkota Majapahit. Penguasa yang menggandrungi wanita-wanita cantik itu langsung tergoda dan menyelirnya, tanpa mengindahkan nasihat Sabda Palon, punakawannya yang sakti dan setia. Melalui mata batinnya, Sabda Palon melihat bahwa lantaran Putri Cina itulah kehancuran Majapahit kelak bakal terjadi. Karena api cemburu Putri Champa Dewi Amarawati, Siu Ban Ci dibuang ke Palembang saat sudah hamil tiga bulan.
Enam bulan kemudian, seperti sebuah pertanda dari semesta, hujan badai melanda Palembang dan Majapahit tatkala janin Siu Ban Ci lahir ke dunia. Sungai Musi dan Brantas meluap seketika. Banjir besar terjadi di Sumatra dan Jawa pada saat yang sama. Malam berikutnya, ketika air bah belum juga surut, di angkasa bulan tampak lebih besar dari biasanya. Sebutir bintang bersinar terang tepat di dekat rembulan. Pada hari berikutnya, matahari tampak redup. Tiada mendung di angkasa, namun matahari seolah kehilangan dayanya. Para pandhita Siwa Buddha melihat sebuah tengara zaman baru: Surya Majapahit bakal pudar, berganti Bulan dan Bintang. Ajaran lama bakal sirna, berganti ajaran baru dari tanah Arabia.
————————–—————–
Pengarang: Damar Shashangka
SC | 14 x 21 cm | 453 hlm.
ISBN: 978-602-6799-01-2
————————–—————–
.
Rp 85000
Rp 72000   
Like

Add to Cart

SABDA PALON 3: GEGER MAJAPAHIT

SABDA PALON 3: GEGER MAJAPAHIT

Jati diri Sabda Palon dan Naya Genggong terkuak perlahan-lahan di hadapan Bhre Kêrtabumi. Meskipun demikian, dua sosok misterius itu masih diselimuti kabut tebal, samar dan tersembunyi. Itu terjadi setelah Bhre Kêrtabhumi mendatangi beberapa petilasan suci: Gunung Kawi, Dharmma Badhyut, Gunung Pawitra, dan Gunung Lawu. Di tempat-tempat itu dia menggelar tapa brata sesuai perintah sosok niskala yang dipercayainya sebagai Resi Agastya, pamomong Nusantara.
Sementara itu, perkembangan Majapahit semakin tidak menentu setelah Raden Kêrtawijaya dinobatkan sebagai raja Majapahit menggantikan Rani Suhita yang telah mangkat. Takhta Tumapêl yang semula dia duduki dilimpahkan kepada adiknya, Raden Kêrtarajasa. Perseteruan diam-diam terjadi antara kakak-beradik itu. Kekacauan pun sengaja disebar di mana-mana.
Pada saat yang sama, Haji Gan Eng Cu dan Adipati Tuban Arya Adikara wafat hampir bersamaan. Tetapi kematian dua tokoh penting tersebut segera mendapat pengganti, seolah sudah ada yang mengatur. Sayyid Ali Rahmad dan Sayyid Ali Murtadlo sama-sama mendapatkan putra yang kelak akan menjadi ulama kenamaan. Sementara Tumenggung Wilwatikta mempunyai putra yang kelak bakal menentukan wajah Islam di Nusantara.
————————–—————–
Pengarang: Damar Shashangka
SC | 14 x 21 cm | 453 hlm.
ISBN: 978-602-6799-00-5
————————–—————–
.
Rp 85000
Rp 72000   
Like

Add to Cart

SABDA PALON 2: ROH NUSANTARA DAN ORANG-ORANG ATAS ANGIN

SABDA PALON 2: ROH NUSANTARA DAN ORANG-ORANG ATAS ANGIN

Sejak Dinasti Ming melarang armadanya berlayar ke luar Cina, ditambah rentannya Majapahit setelah Rani Suhita mangkat pada tahun 1447, perjanjian antara Tiongkok dan Majapahit selepas Perang Paregreg—yang memberikan jaminan keamanan kepada warga keturunan Cina di Majapahit—pun mulai goyah. Haji Gan Eng Chu, pejabat Dinasti Ming untuk kawasan Asia Tenggara yang berkedudukan di Lasêm, berencana menggalang kekuatan prajurit demi keamanan warga keturunan Cina. Bong Swie Hoo alias Sayyid Ali Rahmad diperintahnya untuk menempati daerah Bangêr. Dari sana dia diharapkan bisa menjadi penghubung warga Cina yang tinggal di Jawa sebelah timur dengan Lasêm.
Di sisi lain, Tuban yang semakin makmur menimbulkan kecemasan sejumlah pejabat pribumi Majapahit. Kemakmuran Tuban salah satunya disebabkan oleh kebijakan Adipati Arya Adikara yang memberikan kesempatan kepada orang-orang Atas Angin untuk masuk ke jajaran pemerintahan, termasuk mengangkat Gan Eng Wan, adik Haji Gan Eng Chu, sebagai patih Tuban. Lalu tersingkaplah sebuah desas-desus tentang rencana penyerbuan atas Tuban yang digerakkan oleh beberapa pejabat Majapahit. Namun Adipati Tuban tidak mempercayainya. Tumenggung Wilwatikta, menantu Adipati Tuban, meminta tolong kakaknya di Lasêm, Pangeran Wirabraja, untuk menyelisik kebenaran desas-desus itu. Kerusuhan besar pun membayang-bayangi Tuban.
Dalam pada itu, Bhre Kêrtabumi, didampingi dua punakawannya yang setia, Sabda Palon dan Naya Genggong, mulai mendapat petunjuk dari sosok misterius yang dipercaya sebagai Roh Nusantara. Petunjuk itu menggiringnya pada pengetahuan tentang hakikat tanah Nusantara, yang dalam penglihatan batinnya pernah menjadi pusat peradaban dunia, dikenal sebagai Ataladwipa. Begitu pula Sayyid Ali Rahmad. Dia memperoleh penampakan gaib yang mahadahsyat. Tanda-tanda perubahan zaman mulai terlihat. Jawa akan berganti wajah. Agama lama bakal sirna digantikan agama baru. Dan Bhre Kertabumi dan Sayyid Ali Rahmad adalah dua orang yang terpilih sebagai pengawal perubahan mahabesar yang bakal mengubah wajah dunia.
————————–—————–
Pengarang: Damar Shashangka
SC | 14 x 21 cm | 487 hlm.
ISBN: 978-602-72793-8-4
Harga: Rp 89.000.
————————–—————–
.
Rp 89000

Rp 75000 

Like

Add to Cart

SABDA PALON 1: KISAH NUSANTARA YANG DISEMBUNYIKAN

SABDA PALON 1: KISAH NUSANTARA YANG DISEMBUNYIKAN

Pada tahun 1445 Masehi, atas permintaan Bhre Kêrtabumi, Syekh Ibrahim Al-Akbar berlayar dari Champa menuju Jawa, diiringi Sayyid Ali Murtadlo dan tiga belas santrinya. Mengingat pertumbuhan kaum muslim yang pesat di pesisir Jawa, syekh keturunan Samarqand itu didaulat untuk menjadi petinggi agama Islam di Keraton Majapahit. Tetapi jung Syekh Ibrahim diamuk badai hingga terdampar di pantai Kamboja. Mereka ditangkap prajurit-prajurit Kamboja dan dipenjara oleh rajanya. Kabar perihal nasib rombongan Champa itu akhirnya sampai di Jawa. Dipimpin Raden Arya Bangah, tujuh jung tempur Majapahit, lengkap dengan meriam dan manjanik, segera meluncur ke Kamboja untuk membebaskan mereka. Pertempuran sengit pun meletus di Prey Nokor.

Dalam pada itu, Sabda Palon dan Naya Genggong, dua punakawan Bhre Kêrtabumi, melihat dengan mata batinnya bahwa trah Majapahit akan lumpuh. Selama lima ratus tahun awan hitam akan menaungi Nusantara seiring datangnya para pembawa keyakinan baru yang bakal mengakhiri kekuasaan Majapahit. Demi menjaga keutuhan Nusantara, Sabda Palon menasihati Kêrtabumi agar mengambil selir dari Kepulauan Wandhan. Keturunan darinyalah yang akan membangkitkan kejayaan trah Majapahit dua ratus tahun kemudian. Raja muda itu pun mengawini Bondrit Cêmara, seorang emban dari Wandhan. Dewi Amarawati, putri Champa permaisuri Kêrtabumi, dilanda cemburu tak tertanggungkan hingga ia berencana membunuh Bondrit Cêmara berikut janin yang tengah dikandungnya.

Melalui narasi-narasi memukau nyaris pada setiap babak, novel ini tak hanya mampu menyatukan keping-keping sejarah masa akhir kejayaan Majapahit yang tercecer dan terpendam, tetapi juga bakal menyihir Anda untuk memasuki Nusantara masa silam. Tidaklah mudah membawa pembaca abad 21 kembali ke abad 15, yang berjejal aroma dupa, kemegahan pura, dan gadis-gadis yang masih bertelanjang dada. Tetapi Damar Shashangka mampu melakukan itu dengan mempesona.
————————–—————–
Pengarang: Damar Shashangka
SC | 14 x 21 cm | 447 hlm.
ISBN: 978-602-72793-9-1
————————–—————–
.
Rp 85000

Rp 72000

Like

Add to Cart

GATHOLOCO : RAHASIA ILMU SEJATI DAN ASMARAGAMA

GATHOLOCO : RAHASIA ILMU SEJATI DAN ASMARAGAMA

Gatholoco : Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama

Gatholoco adalah lambang Lelaki Sejati, ia yang mampu memahami proses penciptaan manusia melalui lingga dan yoni, yang menjadi penyebab turunnya ruh ke bumi. Lelaki Sejati adalah ia yang sanggup mengendalikan segala anasir di dalam dirinya. Buku ini menceritakan kembara Gatholoco menaklukkan lima wanita yang merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam diri manusia: Rêtna Dewi Lupitwati (yoni/kundalini), Mlênuk Gêmbuk (memori), Dudul Mêndut (kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran). Seolah berbicara kepada diri sendiri, Gatholoco kemudian membabar rahasia ilmu sejati dan ketuhanan dengan bahasa yang memukau dan sarat makna.

Berangkat dari kisah Gatholoco yang legendaris, Damar Shashangka berikhtiar untuk menyuguhkan kembali Filsafat Lingga Yoni, ajaran kuno yang nyaris sirna dari bumi Pertiwi. Dengan jernih ia mengulasnya melalui bahasa tiga tradisi spiritual yang berkembang di Nusantara: Tasawuf Islam, Siwa Buddha, dan Kejawen.

Meski terus-menerus dipinggirkan dan dicap dengan berbagai stigma yang tidak mengenakkan sepanjang 500 tahun, semangat pencarian spiritual para pribumi Jawa di sana-sini terus menggeliat dalam ritme yang dinamis. Paham kaum puritan yang ortodoks dan kaku bagaikan menyodorkan baju besi kepada masyarakat. Jangankan untuk bergerak bebas, untuk bernapas pun susah.

Semenjak awal, masyarakat Jawa bebas berekspresi dalam ranah spiritual. Ekspresi kebebasan ini bisa ditemukan dan dilakukan dalam dua tradisi spiritual yang berasal dari India: ajaran Weda dan Buddhisme. Keduanya hadir ke Nusantara dengan menyodorkan wadah yang longgar. Kebebasan ini berpuncak pada pola sinkretis yang dikenal sebagai ajaran Siwa Buddha, atau cukup disebut agama Buda saja. Menyadari inti spiritual adalah titik berat yang memang menjadi acuan utama dua tradisi spiritual dari India tersebut. Sehingga, penghayatan orang Jawa terhadap dua ajaran itu menjadi tampak berbeda dan tak lagi terkesan India-sentris. Penghayatan yang bebas semacam itu selama berabad-abad dipandang absah dan tidak dipermasalahkan.

Menilik dari bahasa yang digunakan penulis Sêrat Gatholoco, karya sastra kontroversial ini lahir di pengujung abad ke-19, ketika Sastra Jawa Baru begitu marak serta mencapai bentuknya yang cukup stabil. Jika kita membicarakan Sastra Jawa Baru, mau tidak mau kita harus berpaling kepada sosok Raden Ngabehi Ranggawarsita (15 Maret 1802 – 24 Desember 1873) sebagai seorang pujangga besar Sastra Jawa Baru. Tak berlebihan pula jika ada kecurigaan bahwa sêrat tersebut ditulis olehnya.

Tak pelak, kehadiran Sêrat Gatholoco sangat mengguncang tatanan mainstream yang mencengkam kuat masyarakat Jawa kala itu. Selain penuh kritik pedas, sarkasme, dan pemikiran yang berani, dasar-dasar filsafat Lingga Yoni, yang nyaris sirna di ranah publik Jawa, dimunculkan kembali olehnya. Nama tokoh utama yang ditampilkan dalam sêrat ini, yaitu Gatholoco, sudah cukup kuat untuk mengindikasikan adanya muatan filsafat Siwais dan Tantris. Gatho secara literal berarti alat kelamin dan loco berarti kocokan. Gatholoco bisa diterjemahkan secara literal sebagai “alat kelamin yang dikocok”. Sebuah nama yang tabu dan jorok dalam alam pemikiran Jawa Baru kala itu. Nama yang terkesan mengandung semangat pemberontakan kepada kemapanan. Nama yang “najis” dan bisa dicap “kufur” oleh kaum puritan.

Sêrat ini juga penuh ungkapan sufistik yang mendalam. Sang penulis rupanya memberikan sentakan kesadaran dari dua sisi sekaligus, sisi yang sarkastik dari filsafat Lingga Yoni dan sisi yang relatif lebih bisa diterima kalangan sufi. Pemahaman sufistik sang penulis tampak jelas di sana-sini. Ungkapan-ungkapan khas seperti Roh Ilapi (Ruh Idlafi), Nur Mukamad (Nur Muhammad), Johar Awal (Jauhar Awwal), Makripat (Makrifat), Tokid (Tauhid), Mukamad Majaji (Muhammad Majazi) dan Mukamad Kakiki (Muhammad Hakiki), dll., seperti taburan bunga-bunga nan indah di dalamnya.

Sêrat Gatholoco merupakan refleksi kemuakan dari mereka yang terus-menerus melihat kekakuan dalam kehidupan beragama; refleksi kemuakan dari mereka yang melihat betapa kebebasan manusia untuk berekspresi tertindas oleh dogma yang kaku, yang menciptakan sosok Tuhan yang haus darah dan intoleran, yang melahirkan sikap-sikap eksklusif dan tak ramah. Sêrat Gatholoco hadir untuk menyentak kesadaran kita bahwa ruh agama adalah spiritualitas. Dan spiritualitas itu bersifat dinamis, penuh toleransi, dan semestinya mengembangkan Kasih (Rahmah) di dalam diri manusia.

Di bagian akhir, sang penulis Damar Shasangka menyarikan ajaran Aji Asmaragama dari beragam kitab kuno. Aji Asmaragama adalah pengetahuan olah asmara yang membahas cara mencapai kepuasan jasmani dan ruhani dalam sanggama, beberapa aji untuk memikat hati wanita dan memberikan kenikmatan kepadanya bahkan tanpa bersentuhan, sejumlah sarana dan ramuan untuk meningkatkan kualitas hubungan badan, serta metode spiritual untuk memperoleh keturunan sesuai yang diharapkan.

GATHOLOCO: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama
Karya Damar Shashangka
ISBN: 978-979-17998-9-8
Penyunting: Salahuddien Gz
Penggambar Sampul: Yudi Irawan.
Tebal: 400 halaman
Harga : Rp 75.000,- (belum ongkir)

Pemesanan Hubungi :
SMS : 085782559798
WA : 081393725615
Pin BB : 5CD79C15
FB : http://facebook.com/eko.waluyo.90281
Email : Waluyo.eka@gmail.com
.

Rp 75000


.
Rp 75000   
Like

Add to Cart